Generasi Z dikenal kreatif, memiliki mindset tech-savvy, dan punya semangat untuk hidup “on their own terms”. Tapi di balik semangat itu, banyak juga yang masih bingung soal urusan keuangan. Gaji baru lewat sehari, saldo e-wallet udah tipis lagi. Mungkin kamu adalah salah satu contohnya.
Artikel ini akan mengulik lebih dalam 7 kesalahan finansial yang sering dilakukan Gen Z dan cara menghindarinya.
1.Tidak Memiliki Tujuan Finansial
Banyak anak muda yang mulai kerja tanpa tahu mau ke mana arah keuangannya. Tanpa tujuan, uang yang datang akan cepat pergi. Padahal, punya target sederhana seperti “nabung 1 juta per bulan untuk traveling tahun depan” bisa jadi titik awal disiplin finansial.
2. Berbekal Mindset “Ingin Cepat Kaya”
Era media sosial bikin banyak orang terjebak ilusi sukses instan. Lihat orang lain flexing di TikTok, langsung punya hasrat ingin kaya dalam semalam. Padahal, kekayaan bukan hasil “trik cepat”, tapi kebiasaan yang konsisten. Ingat! uang cepat datang biasanya cepat juga pergi. Fokus pada steady growth, bukan instant glow-up.
3. Menabung dari Sisa Uang, Bukan Menyisihkan sejak Awal
Ini kesalahan klasik. Banyak yang baru menabung setelah semua pengeluaran dibayar. Hasilnya tentu saja nihil, tidak tersisa apapun. Seharusnya, begitu gajian, langsung “bayar diri sendiri dulu.” Artinya, jadikan menabung sebagai prioritas utama, bukan sisa dari pengeluaran. Sisihkan minimal 10-20% untuk tabungan sebelum kamu belanja hal lain.
4. Buta Investasi, Ikutan Karena FOMO
Banyak Gen Z sudah tertarik berinvestasi, namun sayangnya sering berjalan tanpa riset. Asal ikut teman atau influencer di sosial media, tanpa tahu risiko di baliknya. Kuncinya, pahami dulu profil risiko kamu dan mulai dari instrumen yang aman seperti deposito atau reksa dana pasar uang, sebelum lompat ke yang lebih kompleks.
5. Tidak Paham Bunga dan Cicilan
Salah satu kesalahan yang bisa berakibat fatal. Cicilan mungkin terlihat kecil, tapi bunga berjalan bisa bikin beban membengkak. Gen-Z seringkali terjebak dengan ambil kredit atau paylater tanpa hitung total kewajiban akhirnya. Maka dari itu, penting bagi kamu untuk selalu hitung “biaya sebenarnya” dari pinjaman. Jangan hanya lihat cicilan per bulan, tapi total yang harus dibayar selama tenor.
6. Pakai Paylater Tanpa Hitung Kemampuan
Paylater memang praktis, tapi kalau semua transaksi pakai ini, kamu bisa terjebak utang tanpa sadar. Akan lebih bijak jika kamu menggunakan paylater maksimal 30% dari penghasilan bulanan. Kalau lewat dari itu, artinya gaya hidup kamu melebihi kemampuan finansialmu.
7. Belum Punya Dana Darurat
Pada akhirnya, banyak yang baru sadar pentingnya dana darurat setelah musibah datang, bisa jadi karena kehilangan pekerjaan, sakit, atau kebutuhan mendadak. Idealnya, siapkan dana darurat sebesar 3-6 kali pengeluaran bulanan. Simpan di tempat yang mudah diakses tapi tetap aman, seperti tabungan berjangka atau deposito.
Kesalahan finansial itu wajar, asal kamu belajar dari sekarang. Jadi, sebelum menyesal karena keputusan impulsif, mulai ubah cara kamu mengelola uang. Ingat, masa depan finansial nggak ditentukan oleh seberapa besar gajimu, tapi seberapa bijak kamu mengaturnya.
Kalau kamu ingin mulai langkah cerdas dan bijak, Bank Danamas siap menemani perjalanan finansialmu. Deposito dengan suku bunga 6% p.a. sesuai ketentuan LPS hingga tabungan berjangka yang bebas biaya admin.



